Umumnya kanker serviks muncul ketika
sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi genetik. Terjadinya mutasi
genetik ini mengubah sel yang awalnya normal menjadi tidak normal, kemudian
berkembang secara liar dan membentuk sel kanker. Walau demikian, hingga kini
belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan pada gen tersebut.
Sel kanker yang tidak segera diberi
penanganan, akan menyebar ke jaringan di dekatnya. Penyebaran ini terjadi
melalui sistem limfatik, yaitu aliran getah bening yang berfungsi untuk
menghasilkan antibodi yang digunakan untuk melawan infeksi. Apabila sudah
sampai pada sistem limfatik, sel kanker ini akan menyebar ke berbagai organ
tubuh. Nah, proses ini dalam medis disebut dengan metastasis.
Walaupun belum diketahui dengan pasti
penyebab umum kanker serviks, ada
beberapa hal yang menjadi faktor risiko meningkatnya kanker ini.
- Faktor utama yang menyebabkan
kanker servik adalah adanya sekelompok virus yang disebut HPV atau human
papilloma virus yang menginfeksi leher rahim. Selain daerah kelamin, HPV
juga dapat menyebar dan menginfeksi kulit dan membran mukosa di mulut,
tenggorokan, serta anus.
HPV pada kanker serviks dapat menular melalui hubungan seksual dan
penularan ini semakin berisiko apabila seks yang dilakukan berganti-ganti pasangan,
hubungan seks pada usia dini, individu dengan kekebalan tubuh lemah semisal
pada pasien HIV/AIDS, serta penderita infeksi menular seksual, seperti klamidia, gonore, dan sifilis.
Pada kebanyakan kasus, infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan. Namun, pada sebagian wanita, infeksi HPV menyebabkan
perubahan tidak normal pada sel di rahim. Perubahan tidak normal ini disebut cervical intraepithelial neoplasia yang disingkat CIN, yaitu sebuah kondisi pra-kanker yang
suatu saat akan berkembang menjadi kanker bila tidak segera diberi penanganan.
Meski demikian, diketahui hanya 5% saja infeksi HPV yang mengalami perkembangan
menjadi CIN dalam kurun waktu 3 tahun. Perkembangan dari CIN menjadi kanker
serviks dapat terjadi dalam kurun waktu 5 hingga 30 tahun.
Dilansir dari laman Alodokter, penelitian menunjukkan, lebih dari
99% masalah kanker serviks terkait dengan HPV. Walaupun begitu, tidak menutup
kemungkinan bahwa tidak semua HPV menyebabkan kanker serviks. Dari 100 lebih
tipe virus HPV, hanya 15 tipe saja yang terkait dengan kanker serviks, terutama
HPV 18 dan HPV 16.
- Faktor
lainnya yang kemungkinan memicu kanker serviks adalah kebiasaan buruk
merokok. Wanita yang suka merokok dua kali lebih berisiko terserang kanker
serviks dibandingkan wanita yang sama sekali tidak merokok. Zat kimia yang
terkandung di dalam rokok dapat masuk ke aliran darah, dan hal ini dapat
memengaruhi sel tubuh serta memicu berbagai kanker, salah satunya kanker
serviks.
Selain dua faktor risiko di atas,
beberapa penyebab umum kanker servik lain yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami kanker serviks, dilansir dari laman Honestdoc adalah
sebagai berikut:
- Berat badan berlebih atau
obesitas.
- Kurang mengonsumsi buah dan
sayuran.
- Mengonsumsi obat pencegah
keguguran atau dietilstilbestrol
dalam masa kehamilan.
- Mengonsumsi pil KB selama 5
tahun atau lebih.
- Melahirkan lebih dari 5 anak.
- Riwayat kanker serviks dalam
keluarga.
- Kebiasaan merokok.
- Imunosupresi atau pengobatan untuk
meningkatkan sistem imun pada penderita HIV/AIDS.
- Infeksi penyakit kelamin klamidia.
- Minum pil KB secara
terus-menerus.
- Hamil dan melahirkan pada usia
terlalu muda.
Pola hidup seksual yang tidak sehat, seperti
sering berganti-ganti pasangan dalam hubungan seksual, tidak menggunakan
kondom, sering menggunakan sex toys, atau berhubungan seks di tempat yang tidak
higienis.